Duo Mengkreng

Hari Raya Idul Fitri sudah tinggaL beberapa hari lagi. Saat prepegan ini semua orang makin sibuk dengan kegiatan masing-masing, baik kegiatan rohaniah maupun urusan duniawi. Kewaspadaan pun dibutuhkan guna menghadapi Duo Mengkreng di dua tempat yang berbeda. Apa saja Mengkreng yang harus diwaspadai?

Di daerah asaL saya, Purbalingga, Mengkreng adaLah kata lain dari cabe, yang juga lazim disebut lombok. Menjelang hari raya (terutama) ibu-ibu rumah tangga disibukkan dengan beLanja kebutuhan pangan a.k.a. sembako. Mendekati hari raya puLa, biasanya harga-harga sembako beranjak naik, tak terkecuaLi mengkreng ini. DisiniLah peran ibu-ibu dibutuhkan untuk mengatasi Mengkreng Pertama dengan jurus-jurus mereka.

Mengkreng, alias Cabe a.k.a. Lombok
Mengkreng, alias Cabe a.k.a. Lombok

Sedangkan Mengkreng Kedua adaLah sebuah area di daerah Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pertigaan Mengkreng merupakan pertemuan tiga wilayah, yaitu, Kertosono (Nganjuk), Purwoasri (Kediri) dan Jombang. Pertigaan ini merupakan saLah satu simpuL kemacetan di Jawa Timur. Kemacetan akan semakin parah saat kereta api meLintas, karena perLintasan kereta api ini berada tepat di sebeLah timur pertigaan Mengkreng. Saat-saat prepegan ini, para pemudik diharapkan mewaspadai daerah rawan keceLakaan ini.

Tulisan kaLi ini adaLah hasiL stimuLus (pinjam istiLah Om NH) dari Pak Mars daLam komentarnya beberapa waktu yang lalu.

23 thoughts on “Duo Mengkreng

  • 6 September 2010 at 09:28
    Permalink

    Kalo lombok mahal, ntar masakannya nggak usah yang pedas2 deh.. ๐Ÿ˜€

    tapi saya suka opor jika dan hanya jika ada sambeLnya…

    Reply
  • 6 September 2010 at 09:29
    Permalink

    aku paling gak suka yang namanya makanan pedes jadi kalo masak cabenya satu aja

    kaLo saya bikin nasi goreng, perbandingan nasi:cabe nya 2:1… ๐Ÿ˜€

    Reply
  • 6 September 2010 at 10:07
    Permalink

    eMak tak bisa hidup tanpa lombok ini.
    eMak rela korbankan apapun asalkan bisa makan pake lombok.

    tapi bukan berarti aku yang mesti beLi ke pasar kan, Mak?

    Reply
  • 6 September 2010 at 10:10
    Permalink

    kalau di tempat aku namanya Ladang…

    bukan ladang jiwa kepunyaan Bundo kan, Bang? ๐Ÿ˜€

    Reply
  • 6 September 2010 at 10:59
    Permalink

    kunjungan perdana…
    untungnya saya gak begitu suka pedas…
    tapi kalo masak opor tanpa cabai rasanya aneh ya… ๐Ÿ™„
    salam kenal

    makasih kunjungannya..
    saLam kenaL juga dari Purbalingga…

    Reply
  • 6 September 2010 at 11:35
    Permalink

    ingat cabe ingat istri sedang ngidam mas, sukanya makan yg pedas2 nih…

    wah, senangnya nunggu istri hamiL.. dah berapa buLan, Mas?

    Reply
  • 6 September 2010 at 13:31
    Permalink

    gara2 harga cabe melonjak tinggi, ibu2 pada mengk(e)reng saat berbelanja %-(

    mengkereng niku nopo, PakLik?

    Reply
  • 6 September 2010 at 20:54
    Permalink

    Nek krungu mengkreng, kelingan pas njajan ning Warung Braling…
    Pesen Sega rames, ono ijo2 seger tak kiro boncis…
    Bareng tak emplok puedese ra karu2wan…
    Jebul mengkreng ijo…

    Reply
    • 6 September 2010 at 21:02
      Permalink

      Mengkreng tak terpisah dari Braling…
      Itu pendapatku!

      ya, boLehlah kaLo begitu…

      Reply
  • 6 September 2010 at 21:03
    Permalink

    Saya jadi teringat teman akrab saya yang asli dari Pengadegan, tapi kabarnya telah meninggal…

    innaliLahi wainaiLaihi roji’un…

    Reply
    • 6 September 2010 at 22:01
      Permalink

      [-O<

      semoga arwah nya diterima di sisi Nya…

      Reply

Leave a Reply