Pendampingan Calon Pengantin, Ibu Hamil, dan Keluarga Risiko Tinggi Stunting

Pendampingan Keluarga Ibu Hamil Pasca Melahirkan

Tim Pendamping akan terus mendampingi ibu hamil sampai saat mau melahirkan. Ibu hamil yang sudah mendekati HPL, akan dipantau akan melahirkan di mana, apakah ada kesulitan, apa ada risiko, apa harus operasi, apa terjadi sungsang, dan lain-lain. Dengan data-data yang diperoleh selama pendampingan, Tim akan bisa memberikan rekomendasi kepada ibu hamil apabila akan melahirkan.

Setelah lahir, akan dicatat data awal kelahiran, misal panjang badan bayi, jika kurang dari 48 cm, maka akan menjadi target yang harus dipantau terus-menerus, karena dia menjadi bakat stunting. Dengan konsep pendampingan seperti ini, maka harapannya 5 juta ibu hamil semua terdata terlaporkan oleh tim pendamping keluarga serentak seluruh Indonesia ini.

Tim pendamping keluarga masih akan terus mendampingi ibu pasca persalinan ini, terutama untuk konseling KB. Karena kenyataannya semua orang yang habis melahirkan itu tidak ingin hamil dalam waktu 1-2 tahun, tapi sedikit sekali yang kemudian memutuskan untuk ber-KB, hanya sekitar 30%. Ini kesempatan untuk mensosialisasikan kepada ibu pasca persalinan, karena mangatur jarak melahirkan erat kaitannya dengan stunting. Berdasarkan penelitian ilmiah dan evidence-based, kalau jaraknya melahirkan dekat hamilnya dekat maka angka stuntingnya tinggi.

Sekarang BKKBN punya progesteron-only pil, sebagai senjata baru yaitu pil yang dapat dipakai untuk ibu menyusui. Selain itu juga sudah ada rekomendasi implan yang bisa langsung dipasang pasca persalinan. BKKBN juga sudah menganggarkan pemberian anggaran lewat DAK untuk pemasangan implan, misalnya untuk peserta BPJS yang sulit klaim karena syarat-syarat administratif tidak terpenuhi. Jalan lapang untuk pendampingan pasca persalinan sudah disiapkan, tinggal pendampingan yang intensif dan menghasilkan kepesertaan KB yang baik

Selanjutnya untuk pendampingan terhadap bayinya, dengan data yang sudah masuk akan dilakukan pendampingan intensif pada 1000 hari kehidupan pertama sampai umur di bawah 2 tahun. Bayi akan dikawal selama sampai sebelum 24 bulan oleh tim pendamping untuk pendampingan pemberian ASI eksklusif dan pendampingan pemberian makanan tambahan pendamping ASI. inilah pentingnya makanan tambahan pendamping ASI.

Riskesdas tahun 2018 menunjukan, bayi pada saat lahir yang panjang badannya tidak sesuai dengan umurnya (hanya 48 cm) adalah 22,6%. Tapi setelah umur 2 bulan, panjang badan yang tidak sesuai dengan umurnya naik menjadi 37%. Hal tersebut menunjukan kegagalan menyelamatkan bayi lahir stunting. Maka dari itu pendampingan pemberian makanan tambahan menjadi penting untuk mengurangi angka stunting.

BKKBN menyiapkan komponen-komponen susunan menu di seluruh wilayah Indonesia yang disesuaikan dengan potensi menu lokal setempat. BKKBN mengusulkan alangkah indahnya kalau makanan tambahan diberikan bukan dalam bentuk produk pabrikan, melainkan dalam bentuk uang bisa dari Kementerian Keuangan. Kemudian disalurkan langsung ke desa, dan dikelola oleh tim pendamping, untuk kemudian dicari menu lokal dan dikonsultasikan nilai gizinya bersama ahli nutrisi dan kemudian dipraktekkan.  Sistem semacam ini padat karya yang juga sekaligus memberdayakan ekonomi rakyat, uangnya beredar di tengah rakyat tidak lari ke pengusaha besar dan ini jadi kegiatan pemberdayaan UMKM dan ekonomi kerakyatan.

Leave a Reply