Kisah Dewi dan Putri
Ini adalah kisah Dewi dan Putri, dua anak perempuan dari Indonesia. Dewi berasal dari keluarga yang termasuk 10% rumah tangga terkaya di Indonesia. Putri berasal dari keluarga yang termasuk 10% rumah tangga termiskin di Indonesia. 28 juta orang Indonesia hidup miskin seperti keluarga Putri.
Ketimpangan antara Dewi dan Putri dimulai sejak dalam kandungan. Ibu Putri tidak mampu untuk mengunjungi Fasilitas Kesehatan formal ketika hamil dan juga tidak mengkonsumsi nutrisi yang sesuai, akibatnya Putri lahir dengan berat badan dibawah normal. Ibu Dewi mampu untuk datang ke dokter secara teratur dan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga Dewi lahir normal dengan berat badan yang cukup.
Dua tahun pertama Putri yang mendapatkan imunisasi yang lengkap dan asupan gizi yang baik, akibatnya Putri tidak bisa menyusun tinggi badan Dewi, dan Malah semakin Tertinggal. Dewi besar di rumah memiliki saluran air bersih dan toilet. keluarga Putri tidak memiliki toilet. Karena buruknya sanitasi di lingkungan rumah sering terkena diare. Penyakit diare menyebabkan pertumbuhan Putri semakin terhambat, sedangkan Dewi terus tumbuh sehat dan tinggi.
Kesenjangan antara Dewi dan Putri semakin dalam ketika mereka memasuki usia sekolah. Dewi dimasukkan ke dalam program pendidikan anak usia dini yang mendukung pertumbuhan kognitif nya, sedangkan Putri tidak, dia hanya tinggal dirumah. Dewi sekolah hingga lulus SMA lalu melanjutkan ke perguruan tinggi. Putri juga sekolah hingga tamat SD Namun karena tingginya untuk buku seragam dan transportasi, Putri tidak bisa melanjutkan sekolah. Ia terpaksa tinggal di rumah dan membantu mencari nafkah untuk keluarganya.
Setelah lulus sekolah Dewi mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang tinggi. Putri yang hanya lulus SD harus puas dengan pekerjaan di sektor informal dengan penghasilan yang kecil dan tidak pasti dan perlindungan yang minim. Tanpa pekerjaan yang layak ini telah berkeluarga tidak mampu menyekolahkan anaknya atau membawanya ke fasilitas kesehatan ketika sakit. Karena itu rantai kemiskinan dan ketimpangan terus menjerat dari generasi ke generasi.
Tapi kisah Putri tidak hanya dialami oleh 10% termiskin, hampir 68 juta orang Indonesia yang termasuk 40% terbawah, hidup sangat dekat dengan garis kemiskinan. Sangat mudah bagi mereka untuk terperosok ke dalam jurang kemiskinan, gagal panen, kehilangan pekerjaan, atau sakit bisa menyebabkan mereka jatuh miskin.
Tapi Mari kita mundur sejenak, bagaimana jika Ibu Putri jika mendapatkan perawatan yang layak di saat hamil? Bagaimana jika Ibu Putri bisa mendapatkan imunisasi lengkap? Bagaimana jika rumah Putri memiliki air bersih dan sanitasi layak? Bagaimana jika kita sekolah dari TK hingga lulus SMA? Bagaimana jika Putri bisa mengikuti pelatihan keterampilan dan mendapatkan pekerjaan yang layak? Ini tidak hanya bermanfaat bagi Putri, tapi juga anak dan cucunya. Dan apabila anak lain seperti Putri juga mendapatkan peluang yang sama, mereka bisa bermanfaat untuk komunitas mereka. Dan pada akhirnya mereka akan bermanfaat untuk Indonesia. Tapi ini semua dimulai dari memberikan Dewi dan Putri kesempatan yang sama.